Jahat Dari Seorang Penjahat ???

Kadang kala rasa segan dan rasa takut membuat kita tidak mampu berkata jujur. Seolah, ada beban menahan diri kita untuk mengucapkan apa yang ingin kita ucapkan. Kita gatal ingin membetulkan apa yang kita rasa tidak sesuai dengan hati nurani tapi kita memilih untuk bungkam. Dan yah memang lebih mudah berpura-pura seakan semua baik-baik saja. Lebih mudah untuk melanjutkan hidup dengan berpura-pura tidak melihat kejahatan yang terjadi di sekeliling kita. Tapi apakah itu berarti kita sudah melakukan hal yang benar? Bukankah yang lebih jahat dari seorang penjahat adalah orang baik yang membiarkan kejahatan itu tetap terjadi? Bukankah, orang-orang yang tidak jujurlah yang pada akhirnya menghancurkan negeri ini? Kalau sulit belaku jujur pada orang lain, cobalah jujur dulu pada diri sendiri. Berhentilah membohongi hati sendiri, jangan suka tapi bilang tidak suka, atau kah tidak suka tapi malah bilang suka. Jangan pula membuat janji hanya karna perasaan tidak enak. Karna seperti kita tahu beberapa janji mengenal kata kadaluwarsa, Ada kemungkinan sebuah janji tidak lagi berlaku ketika sebuah kisa sudah berlalu. Janji setia sehidup semati bisa saja dilanggar ketika dua manusia memutuskan untuk berpisah. Janji takkan korupsi bisa saja dilanggar asalkan uang yang terima besar dan tidak ada yang melihat.